PANDUAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
LESSON STUDY
SEKOLAH BERMUTU
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA
PENGANTAR …………………………………..…………………………. i
DAFTAR
ISI …………………………………………..…………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang …………………………..…………………………. 1
B.
Dasar
Hukum ……………….............................…………………… 2
C.
Tujuan
……………………….…………………..…………………. 3
D.
Hasil
Yang Dicapai ………………………………………..……….. 3
BAB II TENTANG LESSON STUDY
A.
Definisi
…………………………………………………………….. 4
B.
Tahapan
Lesson Study ..…………………………………………… 6
1.
Tahapan
perencanaa (Plan)……………………………………… 6
2.
Tahapan
Pelaksanaan (Do) ……………………………………... 7
3.
Tahapan
Refleksi (See) ………………………………………… 8
C.
Prosedur
Pengembangan Lesson Study ………………….………… 8
BAB III PELAKSANAAN
A.
Rencana
Pelaksanaan ………………………… …………………... 9
B.
Rencana
Tindak Lanjut …………….……………………………… 15
BAB IV PENUTUP ……………………………………………...……………… 18
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
kuasa atas perkenan-Nya sehingga kami bisa menyusun Panduan Lesson study sekolah
bermutu SMP Negeri 1 Karangrejotahun2019.
Panduan ini merupakan acuan pelaksanaan
kegiatan Lesson study di SMPN 1 Karangrejo.Perlu diketahui penyusunan Buku
panduan ini hanya sebagai pemandu kegiatan ketika akan melaksanakan kegiatan
lesson study, sehingga diharapkan pelaksanaan Lesson study di SMPN 1 Karangrejo
bias berjalan lancer.
Panduan
ini sebagai bentuk implentasi system Penjamin mutu internal SMP Negeri 1
Karangrejo yang di lanjutkan ke sekolah bermutu dalam upaya menambah
pengembangan sekolah,agar mempunyai kearifan lokal sekolah.
Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan panduan ini dan
diharapkan dapat di manfaatkan bagi semua pihak dalam pelaksanaannya.
Karangrejo, Agustus 2019
Kepala Sekolah
Drs. EDY SISWANTO,M.Pd
NIP.19620214 198803 1 011
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampai saat ini pembangunan
pendidikan nasional belum mencapaihasil sesuai yang diharapkan, terutama
terkait dengan masalah pemerataanakses dan kualitas pendidikan. Secara
eksternal, komponen masukanpendidikan yang secara signifikan berpengaruh
terhadap rendahnya mutupendidikan di Indonesia antara lain: (1) ketersediaan
pendidik dan tenagakependidikan yang belum memadai secara kuantitas dan
kualitas; (2) saranadan prasarana belajar yang belum tersedia dan belum
didayagunakan secaraoptimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk
menunjangmutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien
danefektif (Depdiknas, 2005: 30).
Untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah satunya melalui
peningkatan kompetensi guru, Pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai bentuk
pelatihan guru dalam jabatan (in-serviceteacher training). In-service
training atau biasa disingkat INSET adalah salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan guru atau mendiseminasikan sebuah inovasi. Tujuan umum
INSET adalah membantu guru memperbaiki kualitas mengajar untuk meningkatkan
karir profesionalnya dengan mendorong mereka untuk selalu bekerja sama antar
mereka sendiri (Noor,2006). Richards, Platt, dan Platt (1992) mengatakan bahwa In-service
Training diberikan kepada guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar dan
merupakan bagian dari kelangsungan pengembangan profesionalisme mereka. Saat
ini di Indonesia sedang dikembangkan dan diimplementasikan upaya peningkatan profesionalisme
guru melalaui suatu kegiatan yang disebut lesson study. Lesson study ditujukan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
Lesson
Study merupakan
suatu pendekatan peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
secara kolaboratif, dengan langkah-langkah pokok merancang pembelajaran untuk
mencapai tujuan, melaksanakan pembelajaran, mengamati pelaksanaan pembelajaran
tersebut, serta melakukan refleksi untuk mendiskusikan pembelajaran yang dikaji
tersebut untuk bahan penyempurnaan dalam rencana pembelajaran berikutnya. Fokus
utama pelaksanaan Lesson Study adalah
aktivitas siswa di kelas, dengan asumsi bahwa aktivitas siswa tersebut terkait
dengan aktivitas guru selama mengajar di kelas.
(Sumber
: Handout LS PPL Universitas Negeri Malang)
Penerapan Lesson Study didasarkan kepada proses, usaha yang
berkesinambungan. Proses yang asli dan
nyata, bukan tampil karena hanya untuk diamati. Kondisi natural inilah yang
diyakini dapat membuat ilmu yang diperoleh tidak pernah dilupakan siswa. Guru
harus merubah cara menyampaikan ilmunya, dari yang bersifat klasikal
(penyampaian materi) menjadi eksploratif (pemahaman arti suatu ilmu). Keaktifan
siswa dalam bereksplorasi tidak akan terganggu oleh banyaknya pengamat yang
hadir di dalam kelasnya.
B.
Dasar
Hukum
1. Undang
undang Republik Indonesia nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 53 tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah
4. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan
8. Peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 28 tahun 2016 tentang System Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah.
9. Surat
edaran menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 73502/MPK.A/PR/2017 tahun 2017
tentang Gerakan Penguatan Penguatan Pendidikan Karakter(PPK)
C.
Tujuan
Penerapan lesson
study sebagai salah satu alternatif pengembangan profesionalitas
guru dalam mengajar memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan utama Lesson Study disini
yaitu untuk;
1)
Memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana siswa belajar dan gurumengajar.
2)
Memperoleh hasil-hasil tertentu yang
bermanfaat bagi para guru lainnya dalammelaksanakan pembelajaran.
3)
Meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
4)
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis,
dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
D.
Hasil
Yang Dicapai
Adapun hasil yang diharapkan Penerapan lesson study sebagai salah satu
alternatif pengembangan profesionalitas guru dalam mengajar memiliki beberapa
harapan yang akan dicapai. Adapun harapan utama Lesson Study disini yaitu
untuk;
1.
Memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar.
2.
Memperoleh hasil-hasil tertentu yang
bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran.
3.
Meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
4.
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis,
dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
BAB II
TENTANG LESSON
STUDY
A.
Definisi
Pada prisipnya Lesson Study/Open
Class adalah Guru mengajar dilihat orang banyak. Apalagi yang melihat para
pejabat, pakar dan masyarakat sertaorang tua, pasti si guru akan tidak tidur
semalaman untuk mempersiapkan diri tampil bagaikan artis di panggung.
Proses pembelajaran di negari ini pada umumnya masih banyak dikuasai oleh guru (teacher-centered), sehingga peserta didik cenderung pasif. Karena peserta didik hanya mendengarkan materi yang diberikan guru, maka kondisi proses pembelajaran terasa monoton dan akhirnya membosankan.
Proses pembelajaran di negari ini pada umumnya masih banyak dikuasai oleh guru (teacher-centered), sehingga peserta didik cenderung pasif. Karena peserta didik hanya mendengarkan materi yang diberikan guru, maka kondisi proses pembelajaran terasa monoton dan akhirnya membosankan.
Pada awalnya guru merasa bangga dan
pintar apabila masuk ruang kelas tanpa membawa buku. Mereka begitu lancar
dalam menerangkan materi yang diampunya, bahkan dalam satu tahun pun
kebanyakan guru sudah hapal diluar kepala. Tanpa persiapan mereka piawai dalam
menyampaikan materi yang akan diajarkan. Namun dalam perkembangan dunia
pendidikan yang membutuhkan peserta didik aktif, kreatif, serta inovatif maka
pembelajaran seperti di atas sudah bukan jamannya lagi dan bahkan harus dikubur
dalam-dalam.
Pada perkembangan berikutnya proses
pembelajaran harus menyenangkan dan kendali waktu sebagian besar dikuasai
peserta didik(student-centered). Maka guru perlu mempersiapkan diri sebelum
melakukan proses pembelajaran. Persiapan yang dilakukan guru sebelum
menyampaikan materi ajar sangat penting untuk menentukan keberhasilan tersampainya
materi ajar pada peserta didik.
Pentingnya melakukan persiapan
sebelum proses pembelajaran ini juga dilakukan di negara Jepang. Namun
bedanya, mereka melakukan secara terus menerus dan bahkan
dipraktekkan lebih dahulu dihapan temannya. Sampai saat ini cara tersebut
menjadi rujukan pembelajaran di negara lain, itulah yang dikenal dengan
istilah Kenkyuu Jugyo atau Lesson Study.
Lesson study masuk ke Indonesia
sekitar tahun 2006 melalui proyekJICA (Japan International Corporation
Agency) melalui 3 universitas UM, UPI dan UNY. Negara lain pun
seperti di Amerika Serikat juga mengembangkanLesson Study tersebut.
Tokoh yang mempopulerkannya adalah Catherine Lewis yang telah melakukan
penelitian tentang Lesson Study di Jepang sejak tahun 1993. Kita
sebagai negara berkembang perlu sekali melakukan Lesson Study untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
Lesson
Study bukan metode pembelajaran atau teori belajar, tetapi
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran
yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru.
Upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran dalamLesson Study ini sangat
terlihat pada proses perencanaan. Bagaimana seorang guru mendesain proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Dari berbagai unsur baik materi, metode,
media, alat peraga dan kondisi peserta didik serta berbagai kemungkinan yang
akan terjadi pada proses pembelajaran itu dibayangkan, didiskusikan, dipecahkan
dan dipraktekkan dulu dihadapan temannya. Semua kekurangan dalam praktek
mengajar akan dievaluasi dan dibenahi sehingga betul-betul sempurna dalam
implementasinya. Setelah semuanya siap baru seorang guru mempraktekkannya dalam
proses pembelajaran. Tidak hanya berhenti diperencanaan (plan) namun dilihat
saat mempraktekkannya (do) dan perlu dibahas (refleksi) dan
ditindak lanjuti.
Langkah
berikutnya setelah Plan adalah Do. Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran atau do semua orang boleh mengamatinya. Dalam
pengamatan baik dari temannya atau dari pengawas juga siapa saja, para
observer tidak boleh menilai bagaimana guru melakukan proses pembelajaran,
namun hanya melihat bagaimana fakta aktivitas peserta didik. Para observer
mencatat semua aktivitas peserta didik. Catatan itulah yang nanti akan dibahas
di proses berikutnya yaitu Se (refleksi)
Pada
tahap akhir adalah Se. dalam tahapan ini semua observer memberikan masukan
kepada guru model. Pada intinya para observer memberikan fakta semua aktivitas
yang dilakukan oleh peserta didik ketika guru model melakukan pembelajaran.
Tidak ada yang menghakimi cara mengajar guru. Yang disampaikan adalah seperti
Si Fulan tidak mengerjakan ini. Si B kurang aktif dsb, j adi guru tidak merasa
dihakimi atau dinilai oleh temannya. Hal tersebut akan memberikan sikap
toleransi yang luar biasa dan membangun rasa percaya diri pad guru model. Dari
sinilah perbaikan perbaikan akan disusun demi menyempurnakan proses
pembelajaran para guru.
Tujuan utama Lesson Study yaitu
untuk: (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh hasil-hasil tertentu yang
bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran; (3)
meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif. (4)
membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba
pengetahuan dari guru lainnya.
Manfaat yangdapatdiambil LessonStudy,
diantaranya: (1) guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (2) guru dapat
memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan (3) guru dapat mempublikasikan
dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study.
Lesson Study dapat dilakukan
melalui dua tipe yaitu berbasis sekolah dan berbasis
MGMP. Lesson Study dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan secara
siklik, yang terdiri dari: (1) perencanaan (plan); (b)
pelaksanaan (do); refleksi (check); dan tindak lanjut
B.
TAHAPAN
LESSON STUDY
1. Tahapan
Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru
yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi
untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya,
sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk
kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan
solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang
didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai
dengan tahap akhir pembelajaran.
2. Tahapan
Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama
yaitu:
1) kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati
atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun
bersama, dan
2) kegiatan
pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson
Study yang lainnya (guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau
undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan, diantaranya:
1. Guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama.
2. Siswa
diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting yang wajar dan
natural, tidak dalam keadaan under pressure yang disebabkan adanya
program Lesson Study.
3. Selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu
jalannya kegiatan pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4. Pengamat
melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan
ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen
pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5. Pengamat
harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk
mengevalusi guru.
6. Pengamat
dapat melakukan perekaman melalui video camera atau photo
digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan
kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7. Pengamat
melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat
mencantumkan nama siswa yang bersangkutan, terjadinya proses konstruksi
pemahaman siswa melalui aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan
pedoman dan urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (See)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena upaya perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman analisis para
perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti
seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta
lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya
mengenai permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak
terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan,bukan terhadap guru yang bersangkutan. Dalam menyampaikan
saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari
hasil pengamatan, tidak
berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam
diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan
perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya
seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam
diskusi.
C. Prosedur Pengembangan Lesson Study
Prosedur Pengembangan
Program Lesson Study di SMPN 1 Karangrejo :
1.
Sosialisasi
program pembelajaran Lesson Study.
Sosialisasi program pembelajaran Lesson
Study melalui Workshop dan Rapat dewan guru dengan Kepala Sekolah
2.
Pengusulan Mata
Pelajaran.
Pengusulan Mata
Pelajaran melalui musyawarah guru mata pelajaran.
3.
Pengusulan calon
Guru Model
Pengusulan guru
model melalui musyawarah guru mata pelajaran.
BAB III
PELAKSANAAN
Pada dasarnya waktu pelaksanaan program ini adalah
secara jangka panjang. Untuk permulaan, program ini akan dilaksanakan dalam
kurun waktu satu semester untuk tahun pelajaran 2019/2020, pada semester gasal
A. RENCANA PELAKSANAAN
Terlampir
RAMBU-RAMBU
PELAKSANAAN LESSON STUDY
I. Tahap
Perencanaan (Plan)
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan
pembelajaran dan pengamatan dimulai.
1. Pengamat dan
undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai.
2. Kedatangan
tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas
masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang, bila berbicara jangan menimbulkan
kebisingan di sekolah.
3. Siapkan
lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan setiap peserta
lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya yang telah
diperbanyak untuk para pengamat.
4. Denah tempat
duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan untuk mempermudah proses
pengamatan. Denah tempat duduk yang dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam
selembar kertas untuk diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang
datang.
5. Jika Anda
membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada panggil tidak
berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon kecuali untuk hal-hal
terpaksa.
6. Usahakan
untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan/kelas.
7. Pastikan
agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin buang hajat.
Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum pembelajaran.
II. Tahap Pelaksanaan
(Do)
1. Semua
peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan.
2. Begitu
memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak lagi berkeinginan
keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa
belajar.
3. Segera
menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan perubahan wajah dan
gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi
yang ideal adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling
berhadapan, posisi yang ideal adalah di samping kelompok.
4. Pada
awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika sudah lebih
dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati beberapa kelompok lain
sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara keseluruhan.
5. Tidak
membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut
membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan
tugasnya secara mandiri dan terbebas dari interverensi siapapun.
6. Tidak
membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa.
Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya
langsung pada guru.
7. Tidak
mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati
kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin
memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu
pandangan siswa.
8. Tidak
mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan
pengamat lain, keluar masuk
ruangan.
9. Jika
menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu
kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau
menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10. Tidak makan,
minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
11. Ingat,
fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru yang
mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang
tersedia. Jika fenomena yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi,
pengamat dapat menambahkannya.
12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal
sampai akhir pembelajaran.
13. Selain
mengamati siswa belajar, pengamat juga
perlu memperhatikan;
a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru.
b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran?
c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran
sederhana dari lingkungan?
d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?
III.
Tahap Refleksi (See)
Sebagaimana yang telah disebut di depan bahwa pada tahap ini sangatlah
penting. Dalam tahap ini juga diperlukan adanya seorang yang berperan sebagai
moderator. Berikut adalah rambu-rambu dalam melaksanakan tahap refleksi.
1. Moderator
a.
Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan
suasana diskusi.
b.
Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study
bukan hanya harus pandai berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus
memahami isi setiap pembicaraan. Oleh karena itu moderator juga harus mengikuti
dan mencermati semua situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.
c.
Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan
untuk menyegarkan suasana pertemuan, yang umumnya para observer dan peserta
lesson study sudah mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan
observasi. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang
sudah dikenal atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum
dikenal peserta pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya
memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral kepada
guru model.
d.
Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas
sajian pembelajaran yang telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa
tepuk tangan dari semua peserta.
2. Refleksi Diri Guru Model
Moderator, pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan
refleksi, sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru
model, antara lain;
a. Guru tidak
hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau kurang puas dengan
hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah
dirangcang/dipersiapkan.
b.
Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur
langkah-langkah pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik,
baik itu ketidak-terlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus
menarik pada langkah tersebut.
c.
Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat
menyebutkan kira-kira prosentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah
dibuat.
3. Membagi Termin
dan Melaksanakan Diskusi
a. Agar diskusi
lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi beberapa
termin dengan masing-masing termin mengacu pada permasalahan tertentu. Misalnya
ada termin yang khusus membahas tentang:
ü interaksi
siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil
ü diskusi/kerja
kelompok,
ü interaksi
siswa dengan media belajar,
ü interaksi
siswa dengan guru,
ü lompatan-lompatan
belajar yang dibuat oleh beberapa siswa,
ü pengalaman-pengalaman
berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi,
b.
Setelah termin diskusi dibuka, berikan kesempatan
kepada beberapa orang untuk mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik
untuk diulas dan yang sesuai dengan tema termin diskusi. Komentar sebaiknya
disertai dengan mengemukakan fakta atau data konkrit hasil pengamatan, misalnya
dengan menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan
dalam bahasa yang ringkas tapi jelas. Hindarkan uraian komentar yang
berbelit-belit.
c.
Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi,
sebaiknya guru tidak membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan,
tetapi disarankan untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika
ada komentar yang mulai menyimpang dari tema, sebaiknya diingatkan untuk
kembali menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang didiskusikan.
d.
Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari
peserta di luar tema atau di luar konteks lesson study maka moderator harus
dapat mengisolir hal tersebut untuk tidak diteruskan, misalnya dengan cara
mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas
di lain kesempatan”
e.
Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan
komentar terkait dengan temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap
esensi dan hal menarik yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab
munculnya fenomena tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan.
f.
Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai
tema) diungkapkan oleh beberapa observer, berikutnya lemparkan masalah tersebut
kepada peserta yang lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang
kemungkinan penyebab munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif
solusinya.
g.
Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi
suatu permasalahan disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada
pengalaman praktis di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan
pakar pendidikan.
h.
Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus
pada setiap komentar yang disampaiakan peserta, dan selalu dapat berpikir
”Bagaimana membuat situasi diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan.
Jika ada ucapan dari observer atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang
memungkin dijadikan bahan ”jok-jok” atau humor maka upayakan untuk dimunculkan
dengan sedikit ”dibumbui” agar menyegarkan suasana.
i.
Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata
kepada semua peserta diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi
komentar atau bicara pada orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta
yang terlalu panjang, maka sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan
sedikit gurauan atau permintaan maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu
atau beberapa peserta yang kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait
dengan hal yang sedang dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk
berpendapat setuju atau tidak setuju terhadap pendapat yang lain.
j.
Pada akhir setiap termin, moderator harus berusaha
untuk memberikan ulasan singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan
pada termin tersebut. Hati hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang
merupakan justifikasi yang paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut
telah menghasilkan satu aturan yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir
dirumuskan sendiri oleh masing-masing peserta dan menjadi ”good practices” yang
akan dicoba untuk diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.
k.
Setelah termin pertama selesai diskusi dilanjutkan ke
termin berikutnya dengan tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti
masalah yang muncul, kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah
dibahas secara tuntas. Begitu seterusnya sampai semua masalah yang muncul
didiskusikan.
l.
Pada setiap akhir termin moderator dapat memberikan
kesempatan kepada guru model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan
dari guru model yang terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas
kejadian atau kekurangan yang ada.
m.
Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pamong) diberi
kesempatan untuk menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi
suatu termin, atau diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum
refleksi ditutup. Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang
diharapkan mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri
oleh narasumber.
n.
Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario
pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh
kelompok.
4.
Mengakhiri
Diskusi Refleksi
a.
Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat
menyampaikan ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah
didiskusikan.
b.
Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima
kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen,
Guru Pamong, Kepala Sekolah, Pengawas, dll.
(Sumber: Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh
Istamar Syamsuri dan Ibrohim, 2008)
B.
RENCANA
TINDAK LANJUT
1. Dampak
Lesson Study pada PKG (PenilaianKinerjaGuru)
Akhir-akhir ini guru disibukkan untuk mempersiapan
diri dinilai oleh asesor. Penilaian merupakan proses untuk meningkatkan kinerja
guru yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di
negeri yang tercinta ini. Penilaian dilakukan tidak hanya pada saat guru
melakukan proses pembelajaran namun diamati aktivitas sehari-hari baik
dilingkungan sekolah maupun keluarga dan di masyarakat.
Substansi
guru untuk meningkatkan prestasi peserta didik ada pada proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil jika materi yang deberikan oleh guru
tuntas tersampaikan dan dimengerti oleh peserta didik. Maka dari
itu Lesson Study inilah salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Dengan melaksanakan lesson study guru
model (gudel) sebitan guru yang melaksanakan LS akan menjadi ahli strategi
dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta didik. Karena merasa persiapannya
sangat matang, maka guru model tersebut dapat menawarkan diri untuk dinilai
kenerjanya pada saat melakukan proses pembelajaran. Dengan persiapan
atau plan yang matang, maka akan mensukseskan proses pembelajaran.
Dengan demikian nilai yang diperoleh Gudel pada saat proses
pembelajaran sangat memuaskan.
Mengapa dengan melakukan lesson
study nilai kenerja guru (PKG) sangat memuaskan?. Karena seorang guru yang
ditunjuk menjadi gudelsecara berkolaborasi melakukan perencanaan yang
matang dengan temannya. Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung
dalam Lesson Studymenyusun RPP yang pembelajarannya berpusat pada siswa.
Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis semua kebutuhan dan
permasalahan yang akan muncul saat proses pembelajaran berlangsung,
seperti tentang: kompetensi dasar yang dijabarkan menjadi indikator, cara
membelajarkan siswa aktif, pemenuhan media dan alat pembelajaran, dan
lain-lain, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan
untuk kepentingan pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan
solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan
dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala
kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik
pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
Maka dengan Lesson study seorang guru wajar akan mendapatkan nilai yang sangat
memuaskan.
2. Dampak
Lesson Study pada Karya Tulis Ilmiah.
Lesson study sangat tepat untuk menghasilkan
sebuah karya tulis ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas. Mengapa?. Dengan
melakukan lesson study tentu sudah melakukan banyak perubahan baik metode dan
media pembelajarannya. Dengan mengambil metode yang baru dalam melakukan proses
pembelajaran tentu dapat digunakan sebagai awal untuk melakukan sebuah
penelitian. Pada prinsipnya lesson study sama dengan melakukan penelitian
tindakan kelas. Keduanya berujung pada perbaikan pembelajaran yang akhirnya
dapat meningkatkan prestasi belajarpeserta didik.
Ketika kita melakukan
perubahan dalam pembelajaran baik itu merubah media, sarana, metode,
lingkungan, mungkin pengelolaan dalam pembelajaran maka kita dapat melakukan
penelitian apakah perubahan itu berdampak pada prestasi peserta didik. Dari
perubahan-perubahan itu kita catat dan kita laporkan sehingga akan menjadi
sebuah penelitian tindakan kelas pada siklus pertama. Karena tindakan ini
kemungkinan akan berlanjut setelah mengadakan refleksi maka tindakan kedua
merupakan siklus kedua pada penelitian tindakan kelas. Namun hasil
refleksi untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus ke-dua
kita tidak perlu open class pada kelas yang sama.
Diharapkan dengan melaksanakan lesson
study dapat menghasilkan penelitian tindakan kelas yang orisinil. Dengan
menghasilkan PTK, maka guru tidak akan susah dalam kenaikan pangkatnya.
Berdasarkan Permenpan dan RB no 16 kenaikan pangkat mulai golongan III B harus
disertai Publikasi Ilmiah diantaranya PTK atau bisa juga dengan Karya
Inovasi.Seberapa besar angka kredit yang mereka peroleh kalau tidak dapat
menghasilkan karya inovasi dan publikasi ilmiah seorang guru tidak akan pernah
naik pangkat. Dengan demikian diharapkan seorang guru dapat melakukan Lesson
study untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Dengan LS dapat dipergunakan
untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas. Selain itu bisa dibuat juga best
practice untuk menambah poin pengembangan keprofesian berkelanjutan
Lesson
study bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan pembelajaran.
Sebenarnya, Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi
pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam belajar
untuk membangun komunitas belajar.
Memperhatikan definisi Lesson study ini, sebagian orang
mempertanyakan, apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabnya
adalah dalam Lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK,
namun juga dapat dilakukan penelitian pengembangan pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
1. Pembelajaran
Lesson Study memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung
dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
2. Agar
pelaksanaan Lesson Study sesuai dengan kebijakan dan konsep yang diinginkan
maka guru yang telah dilatih perlu mendapatkan pendampingan dalam
mengimplementasikan hasil Workshop.
Melalui pendampingan akan terjadi interaksi dan kolaborasi antara
pendamping dan yang didampingi untuk saling berbagi melaksanakan Lesson Study.
Interaksi tersebut diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan Lesson Study di
sekolah.
3. Kritik
dan saran sangat diperlukan demi kemajuan pembelajaran di SMPN 1 Karangrejo.
Pembelajaran
Lesson Study memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah untuk saling mendukung
dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Agar pelaksanaan Lesson Study sesuai dengan kebijakan dan konsep
yang diinginkan maka
guru yang telah dilatih perlu mendapatkan pendampingan dalam
mengimplementasikan hasil Workshop.
Melalui pendampingan akan terjadi interaksi dan
kolaborasi antara pendamping dan yang didampingi untuk saling
berbagi melaksanakan
Lesson Study. Interaksi
tersebut diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan Lesson Study di sekolah.
Keberhasilan
kegiatan workshop Lesson Study sangat dipengaruhi oleh kualitas proses
pelaksanaan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan
pelaporan. Melalui panduan ini
diharapkan semua pihak yang terkait dengan kegiatan Workshop Lesson Study dapat
melaksanakan tugas
dan perannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian
Panduan Kegiatan Lesson Study kami buat. Atas perhatian dan kerjasama
pihak-pihak terkait, kami mengucapkan
terimakasih
JADWAL LESSON STUDY
SEMESTER 1 TAHUN 2019/2020
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
NO
|
TANGGAL
|
NAMA
|
KODE
|
MAPEL
|
KELAS
|
1
|
03-09-2019
|
MUNING HARTIWI,S.Pd.I
|
8
|
PAI
|
VII A
|
2
|
09-10-2019
|
Drs. MUHADI
|
20
|
PPKN
|
IX B
|
3
|
06-11-2019
|
MAMIK ISWAHYUDI, S.Pd.
|
25
|
BAHASA
INDONESIA
|
VIII B
|
Lampiran 2
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY
TAHAP PERENCANAAN (PLAN)
==========================================================
Petunjuk
:
1.
Isilahidentitasobservasiterlebihdahulu.
2.
Jawablahsetiappertanyaandenganmembubuhkantandaceklis (√)padapetak
yangsesuai.
3.
Tulislahinformasi lain yang bersesuaiandenganjawabandarisetiap
pertanyaan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------
IdentitasObservasi :
NamaSekolah :
............................................................................
Mata
Pelajaran :
............................................................................
Hari/Tanggal : ............................................................................
GuruModel :
............................................................................
Partisipan :
1.
Guru : ....................orang
2.
Nara Sumber : ....................orang
3.
Mahasiswa PLP : ....................orang
4.
KepalaSekolah : ....................orang
5.
Fasilitator MGMP : ....................orang
6.
Lainnya :....................orang
NO
|
PERNYATAAN
|
YA
|
TIDAK
|
1
|
Apakahtopik
yang digunakandalamrencanaanpembelajaransesuaidengantingkatansiswa?
|
||
2
|
ApakahRencanaPembelajarandirencanakanoleh
guru?
|
||
3
|
ApakahRencanaPembelajaran
yang direncanakan guru melibatkantim?
|
||
4
|
Apakahdalammembuat
RPP guru melibatkan guru matapelajarandalamsatusekolah?
|
||
5
|
Apakahdalammembuat
RPP gurumelibatkan gurumatapelajarandarisekolah lain?
|
||
6
|
Apakahdalammembuat
RPP guru melibatkanpakardariuniversitas?
|
||
7
|
Apakahdalammembuat
RPP guru melibatkanpengawas/penilikKepalaSekolah?
|
||
8
|
Apakahdalammembuat
RPP guru melibatkanwakildari MGMP?
|
||
9
|
Apakahdalamrencanapembelajarandisebutkanmetodedanpendekatan
yang digunakan?
|
||
10
|
Apakahdalamrencanapembelajarandisebutkan
media pembelajaran yang digunakan?
|
||
11
|
Apakahrencanapembelajaranmemuatprosedurasesmen
proses maupunprodukpembelajaran?
|
||
12
|
Apakahrencanapembelajaranmemuat
instrument evaluasi?
|
||
13
|
Apakahrencanapembelajaranmengacu/padasuatumasalah?
|
||
14
|
ApakahrencanapembelajaranmengandungkomponenHands-on
Activity*)?
|
*) Hands on activity adalahsuatu model yang
dirancanguntukmelibatkansiswadalammenggaliinformasidanbertanya,
beraktivitasdanmenemukan, mengumpulkan data
danmenganalisissertamembuatkesimpulansendiri.
........................................................................................
Nama Observer : _____________________________
Jabatan : Guru/KS/Pengawas/Dosen/ .............
Lampiran 3
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
KEGIATAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY TAHAP PELAKSANAAN
(DO)
LEMBAR OBSERVASI
=========================================================
A.
IdentitasObservasi
Sekolah
|
Kelas
|
||
Mata
Pelajaran
|
JmlSiswa
|
||
SK/KD
|
SswaHadir
|
||
Guru
Model
|
Tanggal
|
||
NIP
|
Waktu
|
B.
Jawabdanjelaskanpertanyaan/pernyataanberikutini.
A. Apakahsemuasiswabenar-benartelahbelajartentangtopikpembelajaran?
Bagaimana
proses merekabelajar? (disertaifaktakonkritdanalasannya)
|
B.
Siswamana yang tidakdapatmengikutkegiatanpembelajarandenganbaik?
(harusdidasarkanpadafaktakonkrit yang
diamatidengandisertainamasiswa)
|
C.
Mengapasiswatersebuttidakdapatbelajardenganbaik?
MenurutAndaapapenyebabnyadanbagaimanaalternatifsolusinya?
(disertaialasan, analisis yang mendalam, danjikamungkindasarrujukan
yang
sesuai)
|
D.
Bagaimanasiswa yang tidakaktiftersebutdapatkembalibersemangatuntuk
belajar?BagaimanapendapatAnda?
|
E.
Pelajaranberhargaapa yang dapatAndapetikdaripengamatanpembelajaran
hariini?
|
Catatan:
Aspek lain yang dapatdicermatioleh observer antara lain: interaksiantarsiswadalamsatukelompok,
siswaantarkelompok, siswadengan guru, siswadengan media/sumberbelajar,
siswadenganlingkungan.
..................................................................................
Nama Observer : ______________________________
Jabatan : Guru/KS/Pengawas/Dosen/ ..............
Lampiran 4
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARANLESSON STUDY
TAHAP DISKUSI REFLEKSI
=========================================================
DISKUSI REFLEKSI
Sekolah
|
|
Mata
Pelajaran
|
|
SK/KD
|
|
Guru
Model
|
|
NIP
|
|
Hari/Tanggal
|
TerminI
:Interaksi guru – siswa, siswa – siswa, siswa – lingkungan.
Temuan
1
|
|
Temuan
2
|
|
Temuan
3
|
|
Saran
/ Solusi
|
TerminII
:
Temuan
1
|
|
Temuan
2
|
|
Temuan
3
|
|
Saran
/ Solusi
|
........................................................................................
Nama Observer : _____________________________
Jabatan : Guru/KS/Pengawas/Dosen/ .............
Lampiran 5
SMP NEGERI 1 KARANGREJO
BERITA ACARA PELAKSANAAN LESSON STUDY
=====================================================================
SEKOLAH : ..............................JUMLAH SISWA : ................
MATA PELAJARAN :
.............................SISWA HADIR :
................
KELAS/SEMESTER :
.............................HARI/TANGGAL :
................
GURU MODEL :
.............................WAKTU :
................
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Telahdilaksanakan
Lesson Study tahap “DO” di sekolah
................................................................ kelas
.................... jamke ....................
dengan guru model .............................................................
dan observer;
1. ................................................unsur
.................................................
2. ................................................
unsur ................................................
3. .................................................unsur
................................................
4. .................................................unsur
................................................
5. .................................................unsur
................................................
6. ................................................
unsur ................................................
Rangkumankegiatan
Lesson Study di kelas (Tahap DO):
1.
Kegiatanawal : ..................... menit
2.
Kegiataninti : ..................... menit
3.
Kegiatanpenutup: .....................
menit
Catatan-catatan:
................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................................................................
................................................................
Mengetahui Guru
Model
KepalaSekolah
___________________
_______________________
NIP NIP
i
Komentar
Posting Komentar